Disukai (mustahab) bagi kita untuk berbaik sangka kepada kaum muslimin lainnya. Jika terdapat kalimat atau kata dari seseorang yang muhtamal (sigatnya umum dan samar) yang bisa bermakna baik (benar) atau jelek (salah). Maka bawalah ucapan tadi ke makna yang baik jika engkau dapati kemungkinan tersebut. Dan apabila terdapat perbuatan seseorang yang muhtamal (banyak kemungkinan seperti tadi) maka bawalah ke makna yang baik selama engkau dapati adanya kemungkinan tersebut. Karena yang demikian tersebut akan menghilangkan rasa benci serta permusuhan di dalam hati anda. Oleh karenanya Allah ‘azza wajalla tidak membebani anda untuk mencari-cari serta menyelidiki (kesalahan), maka ucapkan alhamdulillah untuk keselamatan dan berbaik sangka-lah terhadap saudara-saudara anda dari kejahatan syaithon yang terkutuk.
Inilah yang selayaknya bagi seorang muslim apalagi dalam keadaan banyak fitnah-waliyadzubillah-bukannya mencari-cari aib manusia, dan apabila mendapati sesuatu yang maknanya ada kemungkinan dimana bisa dibawa ke yang baik atau jelek dari sisi lain meskipun jauh, malah senang/gembira kemudian menyebarkan kesalahannya. Ketahuilah bahwa orang yang gemar mencari-cari aib saudaranya, maka Allah akan balikkan keadaannya kemudian Allah tampakkan aibnya meskipun dia di balik kamar rumahnya.
Faidah :
Coba sandingkan ucapan beliau ini dengan kenyataan yang sering kita jumpai. Ketika menemukan satu-dua kalimat di buku atau ceramah seseorang. Maka dengan mudah terlontar tuduhan yang bukan-bukan. Allahul musta’an.
Sumber : Syarhul Mumti’ ‘ala Zaadil Mustaqni’ Jilid 5 Bab Sholat Jenazah Hal 380.
Dari Abu Umair as-Sundawy